Bagaimana ilmu psikologi melihat jatuh cinta?
Daya tarik personal seseorang biasanya menyebabkan jatuh cinta dan dapat berkembang menjadi hubungan jika salah satu pihak memiliki daya sosial (kemampuan seseorang untuk dengan sengaja mempengaruhi perilaku, pikiran, atau perasaan orang lain).
Perlu diketahui bahwa suka dan cinta adalah dua dimensi yang berbeda. Kita bisa sangat menyukai seseorang tetapi tidak jatuh cinta padanya, atau kita bisa tergila-gila mencintai seseorang yang sebenarnya tidak disukai kita.
Sebenarnya, pertanyaan ini memiliki banyak jawaban, jadi saya agak bingung dari mana mulai. Jadi, saya akan membahas tidak hanya jatuh cinta sebelum memulai hubungan, tetapi juga bagaimana hubungan tersebut berlanjut.
Cinta, menurut Zick Rubin, adalah sikap terhadap orang lain sebagai kumpulan pikiran khusus tentang orang yang dicintai. Cinta memiliki tiga komponen utama, yaitu:
Perasaan membutuhkan dan mendesak dikenal sebagai kasih sayang. Pernyataannya, "Rasanya sulit bagi saya untuk hidup tanpa dia", adalah contoh bagaimana seseorang merasa tergantung pada orang lain untuk mendapatkan "balasan" yang sebanding.
"Saya ingin melakukan sesuatu untuk dia" adalah contoh dari keinginan untuk menarik perhatian. Poin utamanya adalah bahwa ia peka terhadap kebutuhan orang yang dicintainya dan mengutamakan kesejahteraan mereka.
Rasa yakin diri dan pengungkapan diri Semakin dekat hubungannya dengan orang yang dicintainya, semakin banyak upayanya untuk mengungkapkan dirinya. Ini dapat terjadi dengan menceritakan segala sesuatu tentang dirinya karena kepercayaan dan kedekatan yang mereka miliki satu sama lain.
Perhatian, bukan kebutuhan, menentukan seberapa besar cinta seseorang. Jika dua laki-laki memberikan skor cinta yang tinggi pada skala, tetapi yang satu menekankan seberapa penting perhatiannya pada pasangannya sedangkan yang lain menekankan seberapa membutuhkannya, maka dianggap bahwa laki-laki pertama mencurahkan cinta yang lebih besar. Jika seseorang menunjukkan cinta karena membutuhkan tetapi tidak menunjukkan perhatian, itu hanya merasa tertarik, bukan mencintai.
Itu benar, tahukah Anda? Ketika kita jatuh cinta, hal-hal berikut terjadi pada kita: kecemasan, kehilangan fokus, peningkatan aktivitas fisik, gugup, berkeringat, detak jantung yang lebih cepat, dan risiko psikologis.
Menurut Sweesen (1972), ada beberapa perilaku cinta yang dianggap mencerminkan cinta seseorang, seperti:
Pernyataan verbal seperti, "Aku cinta padamu", dapat mengandung afeksi.
Pengungkapan pribadi
Tanda cinta yang tidak material, seperti menyukai kegiatan pasangan, menghargai pendapat, atau memberikan dukungan
Tanda cinta materi seperti hadiah dan komunikasi nonverbal seperti menunjukkan senang saat bersama.
Ekspresi fisik seperti berciuman atau memeluk
menunjukkan keinginan untuk berkorban demi kelangsungan hubungan.
Studi tambahan tentang perasaan yang dialami orang ketika jatuh cinta menemukan bahwa perasaan yang paling sering muncul adalah perasaan sejahtera yang kuat (79%), kesulitan memusatkan pikiran (37%), keinginan untuk lari, lompat, dan teriak (22%), gelisah sebelum kencan (22%), bingung dan senang (20%), dan tangan menjadi dingin, perut tidak enak, atau geli di punggung (20%). ).
Selain itu, dibandingkan dengan laki-laki, perempuan lebih sering mengalami euforia ketika jatuh cinta dan biasanya menunjukkan emosi yang lebih kuat.
Selain itu, laki-laki biasanya lebih romantik dan menerima cinta pada pandangan pertama atau hanya bermain-main untuk menikmatinya. Sebaliknya, perempuan lebih menyukai cinta pragmatik, yang berarti bahwa kedua pihak dalam hubungan merasa betah dan dapat saling memenuhi kebutuhan.
Posting Komentar untuk "Bagaimana ilmu psikologi melihat jatuh cinta?"